
Mendidik bukan hanya tugas guru, tetapi panggilan seluruh semesta untuk menumbuhkan kehidupan. Karenanya mendidik satu anak membutuhkan seluruh semesta. Kutipan tersebut memberi arti bahwa kolaborasi dalam pendidikan sangat penting. Wajah pendidikan saat ini dipenuhi oleh tantangan mutu, pembentukan karakter, kesehatan mental, dan ketimpangan akses.
SMA Al Muslim sebagai sekolah yang mengedepankan pendidikan karakter berlandaskan Al-Quran, secara sadar berupaya untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari murid di sekolah, dimulai dengan pembiasaan tadarus dan sholat dhuha sebelum pembelajaran dimulai, kemudian sholat zuhur dan asar berjamaah, selain itu pembiasaan infaq dan jumat berbagi menjadi penyeimbang antara hubungan manusia dengan penciptanya. Kegiatan pembelajaran di sekolah yang sudah berbasis teknologi mendukung siswa dan guru dalam mendapatkan akses informasi yang terkini. Kolaborasi dengan semua pihak yang terlibat dalam sistem pendidikan yang ada di sekolah menjadi kunci utama keberhasilan. Dengan demikian pendidikan bermutu di SMA Al Muslim tidak hanya hasil dari program akademik, tetapi juga program non akademik sebagai pengembangannya yang didukung dengan adanya kolaborasi antara guru, siswa, orang tua, dan lingkungan masyarakat yang merupakan bagian dari ekosistem pendidikan.
Sejatinya partisipasi semesta merupakan keterlibatan aktif semua pihak dalam proses pendidikan. Guru sebagai pintu gerbang dalam mengajarkan pengetahuan dan mendidik nilai karakter. Orang Tua merupakan pondasi awal kasih sayang dan teladan hidup. Masyarakat menciptakan lingkungan sosial yang kondusif, sementara pemerintah menyediakan kebijakan pada sistem pendidikan. Ketika semuanya berjalan bersama, akan lahir pendidikan yang tidak lagi berorientasi pada akademik, namun pembentukan karakter dan kesejahteraan psikologis murid.
Pendidikan bermutu dapat terwujud ketika semesta bergerak bersama, dan peran guru BK menjadi jembatan yang menghubungkan potensi, emosi, dan kolaborasi seluruh pihak. Melalui layanan yang terarah dan berkelanjutan, guru BK mampu menjadi jembatan komunikasi antara murid, guru, orang tua, dan masyarakat. Sebagai salah satu guru BK SMA Al Muslim yang sudah berkesempatan mengikuti pelatihan bimbingan teknis fasilitator nasional Implementasi 7 Jurus BK Hebat merasa memiliki bekal baru secara profesional untuk berkontribusi pada peningkatan mutu serta pendampingan siswa. Konsep 7 Jurus BK Hebat yaitu kenali potensi, kelola emosi, tumbuhkan resiliensi, jaga konsistensi, jalin koneksi, bangun kolaborasi, dan menata situasi. Ketujuh jurus tersebut menjadi panduan praktis guru BK dalam memberikan pelayanan yang berdampak pada murid.
Jurus pertama yaitu kenali potensi, di mana guru BK SMA Al Muslim dapat membantu murid dalam mengenali minat, bakat, dan gaya belajar melalui asesmen yang dilakukan oleh guru BK atau lembaga psikologi yang bekerja sama tiap tahunnya. Hasil yang diperoleh dijadikan sebagai dasar kolaborasi dengan wali kelas dan guru mata pelajaran untuk mengarahkan perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir murid. Kontribusi orang tua sebagai partisipasi semesta dalam hal ini ikut terlibat dalam konsultasi hasil minat bakat serta berperan menciptakan kondisi yang bersinergi antara rumah dan sekolah.
Jurus kedua yaitu kelola emosi, SMA Al Muslim menumbuhkan rasa aman dan nyaman bagi murid melalui layanan konseling yang berkesadaran penuh dengan adanya literasi emosi. Guru BK membantu murid untuk memahami dan mengelola emosi yang dimiliki ketika berhadapan dengan berbagai permasalahan seperti tekanan akademik, konflik sosial, serta tekanan masa remaja lainnya. Partisipasi semesta yang terlibat tentu guru mata pelajaran yang ikut menumbuhkan empati murid di kelas, sementara teman sebaya berperan sebagai pendukung harus belajar menjaga ketertiban di kelas.
SMA Al Muslim mengajarkan muridnya ketangguhan melalui kegiatan kokurikuler seperti Integrated Learning Camp, Homestay, Supercamp, Holiday English Program, Qiyamul Lail, Salam Ramadhan, dan sebagainya. Selain itu juga dengan refleksi nilai pada setiap semester, pembinaan secara berkala, guru BK mendampingi murid dalam menghadapi tekanan, perubahan, kegagalan menjadi sumber belajar. Dalam jurus ketiga ini, tumbuhkan resiliensi bahwa keluarga dan komunitas sekolah ikut membangun semangat daya juang murid.
Dalam jurus keempat, jaga konsistensi yang berarti bahwa program BK di SMA Al Muslim harus dijalankan secara terencana dan berkelanjutan dimulai dari kelas X hingga XII, seperti layanan BK karir, pembinaan karakter, serta konseling. Guru BK harus menjaga komitmen untuk terus hadir dalam setiap fase perkembangan murid. Dengan demikian diperlukan dukungan semesta dari manajemen sekolah sehingga keberlanjutan program layanan terus berjalan.
Jurus kelima yaitu jalin koneksi, guru BK berperan menjadi penghubung murid dengan dunia luar, diantaranya perguruan tinggi, lembaga sosial, lembaga kesehatan, dunia kerja, dan lainnya. Di SMA Al Muslim hal ini dapat terlihat melalui kegiatan psikotes, edufair, talkshow alumni, sosialisasi kesehatan dari puskesmas, sosialisasi lalu lintas dari kepolisian, sosialisasi bahaya narkoba dari BNN, parenting, dan sebagainya. Jejaring eksternal memperluas akses murid terhadap dunia luar sekolah, itulah partisipasi semesta dalam jurus kelima ini.
Bangun kolaborasi merupakan jurus keenam yang merupakan kolaborasi lintas bidang menjadi kekuatan di SMA Al Muslim. Guru BK bekerja sama dengan guru lain dalam kegiatan pembentukan karakter, kegiatan proyek, maupun pendampingan akademik. Dengan demikian semua elemen menjadi partisipasi semesta yaitu guru, murid, alumni terlibat aktif dalam membangun budaya sekolah yang positif.
Lingkungan belajar di SMA Al Muslim yang kondusif, aman, nyaman, dan ramah menjadi indikator utama dalam jurus ketujuh yaitu menata situasi. Guru BK juga berperan aktif dalam pencegahan perundungan, penegakan budaya 5S, dan penyelesaian masalah murid. Partisipasi semesta dapat terlihat dari upaya seluruh warga sekolah dalam ikut menjaga iklim positif, sehingga murid merasa aman dan nyaman berada di sekolah.
Sebagai guru BK, pelatihan 7 Jurus BK Hebat menjadi titik balik dalam cara berpikir dan bertindak dari yang sekedar membimbing menjadi menuntun dengan hati. Dengan menerapkan 7 Jurus BK Hebat, diharapkan suasana sekolah menjadi lebih selaras, murid lebih terbuka, dan kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi kuat. Saya belajar bahwa pendidikan bermutu tidak lahir dari usaha individu, melainkan partisipasi semesta yang bergerak bersama untuk menumbuh kembangkan manusia atau hal ini murid. Pelatihan fasilitator nasional 7 Jurus BK Hebat juga mengantarkan saya untuk memberikan pendampingan kepada guru BK SMA/SMK se-Kab. Bekasi sebagai fasilitator daerah yang nantinya akan memberikan pengimbasan kepada guru-guru di satuan pendidikannya masing-masing. Banyak hal yang dapat dijadikan pembelajaran dengan berbagai pengalaman yang dimiliki oleh sekolah lain dalam membersamai murid-muridnya. Pada akhirnya, peran guru BK bukan sekedar menangani masalah, tetapi menggerakkan semesta di sekeliling murid agar tumbuh utuh, tangguh, cerdas, dan bahagia. Jadikan Hari Guru sebagai momentum untuk memperkuat semangat kolaborasi, ketika semesta bergerak bersama guru, pendidikan tidak hanya mencerdaskan otak, tetapi juga menumbuhkan hati.
