Pendidikan merupakan pondasi utama dalam membangun peradaban sebuah bangsa, bukan hanya sebatas menyalurkan ilmu tapi pendidikan idealnya juga mencetak generasi yang cerdas secara intelektual dan kuat dalam karakter. Meskipun sistem pendidikan terus berkembang, kondisi secara nyata menunjukkan bahwa penguatan karakter pada generasi penerus bangsa masih belum merata. Kemendikdasmen melakukan survei tentang karakter siswa, pada siswa SMA skor karakter yang diperoleh ialah 56,33 poin atau turun tipis 0,01 poin dari 2024 sebesar 56,34 poin (Data Indonesia, 2025). Hasil survei tersebut menjadi salah satu cerminan jika terdapat nilai-nilai karakter yang belum secara maksimal terbentuk dalam diri siswa.  Salah satu permasalahan yang sering muncul adalah dominasi aspek kognitif seperti penguasaan materi, dibanding aspek afektif dan sosial emosional siswa, sehingga karakter seperti tanggung jawab, kerja sama, dan toleransi belum tercapai secara merata. Dalam hal ini peran guru bukan hanya sekadar menyalurkan pengetahuan akademis kepada siswa. Guru juga menjadi arsitek masa depan, sebagai nakhoda yang mengarahkan bahtera generasi muda, bahkan lebih dari itu guru memegang seribu satu peran krusial dalam membentuk generasi bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kokoh dalam karakter dan berintegritas.

Esensi menjadi seorang guru sangat mendalam, di SMA Al Muslim setiap guru tidak hanya memiliki peran di ruang kelas saja, dalam hal ini selain menjadi pengajar yang memastikan pembelajaran tersampaikan secara efektif, guru juga menjadi seorang pendidik, fasilitator dan motivator. Peran guru sebagai pengajar fokus utamanya adalah menyampaikan pengetahuan akademis, keterampilan kognitif, dan aspek psikomotorik siswa. Melalui pengelolaan kelas yang efektif dan penggunaan sumber daya pembelajaran yang relevan, peran guru sebagai pengajar dapat memastikan siswa mencapai kompetensi akademis yang diperlukan sesuai dengan minat dan bakat siswa. Dalam hal ini guru-guru di SMA Al Muslim sangat memperhatikan bagaimana keberlangsungan proses pembelajaran diferensiasi, agar siswa dapat mencapai kompetensi sesuai dengan perkembangannya.

Disamping itu tantangan terbesar pendidikan di era modern bukanlah minimnya informasi, melainkan banyaknya informasi dan krisis karakter. Dalam hal ini peran guru sebagai pendidik menjadi sangat vital, karena guru tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi juga menanamkan ajaran agama, nilai-nilai luhur Pancasila, etika, moral, dan budi pekerti. Di SMA Al Muslim guru-guru terlibat secara langsung dalam kegiatan siswa yang berkaitan dengan penanaman nilai karakter yaitu dengan berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan contohnya mengikuti salat duha, duhur dan asar berjamaah dengan para siswa. Para guru juga terlibat dalam proses kegiatan yang membentuk karakter siswa dengan menjadi disiplin, tanggung jawab, dan dapat bekerja sama seperti pada kegiatan homestay. Oleh karena itu guru menjadi teladan yang tutur kata dan sikapnya menjadi cermin bagi siswa, karena di mata seorang siswa guru adalah role model dari norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.

Guru juga memiliki peran yang sangat krusial dalam proses penyaringan informasi, dalam hal ini di tengah gempuran konten digital yang sering bias atau kurang mendidik, guru membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis terutama di SMA Al Muslim yang sudah menggunakan pembelajaran berbasis digital. Guru mengajarkan cara memilah, menganalisis, dan mengevaluasi informasi, membekali siswa dengan literasi digital yang esensial untuk menjadi warga negara yang cerdas dan bertanggung jawab.

Di SMA Al Muslim guru juga menjadi seorang fasilitator, dimana guru tidak lagi menjadi satu-satunya pusat informasi, melainkan perancang lingkungan belajar yang memberdayakan siswa. Dalam peran ini guru bertugas menciptakan suasana kondusif, menyediakan berbagai sumber belajar, baik digital maupun konvensional dan mengarahkan siswa untuk secara aktif mengeksplorasi pengetahuan secara mandiri atau dalam kelompok. Guru juga memfasilitasi proses diskusi siswa, memandu proyek penelitian, dan memberikan dukungan yang diperlukan saat siswa menghadapi hambatan, sehingga siswa menjadi subjek aktif dalam proses pembelajaran.

Kedekatan guru dan siswa harus dibangun menjadi sebuah pola yang harmonis, hal ini salah satunya berkaitan dengan peran guru sebagai motivator bagi siswa. Di SMA Al Muslim guru memberikan semangat, dorongan, dan energi positif dalam diri siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Guru menjadi seorang motivator yang bertindak lebih dari sekadar mengajar, karena dalam hal ini guru menjadi sumber inspirasi yang mengenali potensi pada setiap siswa dan menumbuhkan kepercayaan diri mereka. Hal ini melibatkan penggunaan berbagai strategi, seperti memberikan penguatan positif (pujian atau penghargaan), menghubungkan materi pelajaran dengan tujuan hidup serta minat siswa atau bahkan sekedar berdiskusi ringan tentang pengalaman selama di sekolah.

Oleh karena itu guru memiliki peran krusial dan multifaset dalam pendidikan termasuk menyelaraskan kecerdasan intelektual dengan pembentukan karakter, tidak heran jika guru bisa diberikan julukan dengan seribu satu peran. Peran guru di SMA Al Muslim bagaikan arsitek di masa depan, yang menjalankan berbagai peran secara terintegrasi. Dalam hal ini guru sebagai pengajar fokus pada kompetensi kognitif dan keterampilan, guru sebagai pendidik menanamkan nilai-nilai agama dan etika melalui keteladanan dan kegiatan nyata, guru sebagai fasilitator memberdayakan siswa dengan literasi digital dan kemampuan berpikir kritis, serta guru sebagai motivator menginspirasi dan membangun kepercayaan diri. Dedikasi ini memastikan pendidikan tidak hanya menghasilkan siswa cerdas secara intelektual, tetapi juga individu berkarakter kuat, berintegritas, dan siap menghadapi kompleksitas zaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *