Setelah melewati musim panas yang panjang, hujan kembali turun di berbagai wilayah Indonesia. Udara yang sebelumnya terasa panas berubah lebih sejuk, pepohonan terlihat segar, dan tanah mulai kembali basah. Turunnya hujan membawa kelegaan bagi banyak orang, terutama para petani yang sangat bergantung pada air untuk menghidupkan tanaman mereka. Di tengah perubahan iklim global dan cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi, hujan adalah berkah yang harus disyukuri sekaligus menjadi pengingat untuk menjaga bumi ciptaan Allah.
Dalam Al-Qur’an, Allah banyak menyebut hujan sebagai bentuk kasih sayang-Nya. Salah satu ayatnya termaktub dalam QS. Al-Furqan: 48–49,
“Dialah Yang mengirimkan angin sebagai kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya. Dan Kami turunkan dari langit air yang sangat suci, agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri yang mati dan memberi minum sebagian besar makhluk Kami, ternak dan manusia yang banyak.”
Ayat ini mengingatkan kita bahwa hujan bukanlah kejadian alam yang berdiri sendiri. Setiap tetesnya adalah rahmat dan kehidupan. Tanpa hujan, sungai akan kering, tanaman tidak dapat tumbuh, dan rantai kehidupan akan terganggu. Allah menurunkan air untuk menghidupkan bumi, memberi makan makhluk hidup, dan menjaga keseimbangan alam.
Namun, kenyataan hari ini memperlihatkan bahwa turunnya hujan kadang juga membawa bencana. Banjir, tanah longsor, dan genangan di berbagai kota terjadi hampir setiap musim hujan. Bukan semata karena hujan deras, tetapi karena ulah manusia yang kurang menjaga lingkungan: membuang sampah sembarangan, merusak hutan, tidak menjaga drainase, serta mengabaikan tata lingkungan yang baik. Padahal, Allah telah mengingatkan dalam QS. Ar-Rum: 41:
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Ayat ini jelas menjadi peringatan bahwa kerusakan alam dan bencana sering kali merupakan akibat dari kelalaian manusia sendiri. Hujan seharusnya menjadi rahmat, namun berubah menjadi musibah ketika alam tidak lagi mampu menampungnya akibat perilaku manusia yang lalai.
Turunnya hujan adalah momentum yang sangat tepat untuk kita merenung dan memperbaiki diri. Selain bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, kita memiliki kewajiban untuk menjaga bumi yang dititipkan kepada kita. Rasa syukur bukan hanya ucapan lisan, tetapi juga tindakan nyata. Membersihkan lingkungan, menanam pohon, menjaga sumber air, dan tidak membuang sampah sembarangan adalah wujud syukur yang sejati. Dalam QS. Ibrahim: 7, Allah berfirman:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu; tetapi jika kamu kufur, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Ayat ini mengajarkan bahwa syukur akan mendatangkan lebih banyak kebaikan, termasuk keberkahan alam. Maka, menjaga lingkungan adalah bagian dari rasa syukur kepada Allah.
Selain sebagai pengingat untuk menjaga bumi, hujan juga mengajarkan tentang kerendahan hati. Setiap tetesnya menunjukkan kekuasaan Allah yang tidak mampu ditandingi manusia. Ketika hujan turun deras, kita berteduh, kita berhenti sejenak, dan kita menyadari betapa kecilnya kita di hadapan kekuasaan-Nya. Kehadiran hujan membawa pelajaran bahwa hidup tidak sepenuhnya dalam kendali manusia. Hanya kepada Allah kita bergantung, dan hanya dengan izin-Nya segala sesuatu terjadi.
Di masa sekarang, ketika hujan kembali turun setelah panas yang terik, mari kita menanamkan kesadaran kepada diri sendiri dan generasi berikutnya tentang pentingnya menjaga alam. Setiap keluarga, sekolah, lembaga masyarakat, hingga pemerintah memiliki peran dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Kita mulai dari hal kecil: memilah sampah, menanam tanaman di rumah, membersihkan selokan, hingga menghemat air. Setiap langkah kecil akan berdampak besar jika dilakukan bersama-sama.
Turunnya hujan adalah tanda kasih sayang Allah kepada seluruh makhluk. Bumi kembali subur, udara menjadi segar, dan kehidupan berputar kembali dalam keseimbangan yang indah. Maka, marilah kita sambut hujan dengan syukur, penghormatan, dan rasa tanggung jawab. Jagalah bumi ini agar tetap layak menerima hujan sebagai rahmat, bukan sebagai ancaman. Semoga kita menjadi hamba yang bersyukur, bukan hanya dalam kata, tetapi dalam perbuatan, dan semoga Allah senantiasa melimpahkan keberkahan kepada bumi yang kita tempati ini.
