Akbar… itulah nama panggilanmu. Lengkapnya Wiguno Racmany Akbar Hidayat. Nama yang begitu bagus, seolah menggambarkan kegagahan pemiliknya. Tapi tidak dengan kenyataannya. Anak ini  berdiri dihadapanku, untuk ukuran  anak kelas 4 SD   tubuhnya tinggi, kurus, wajahnya sayu , matanya melirik kesana kemari , sikapnya agak gugup . Dengan peci di kepala , yang pada saat itu belum lazim anak SD mengenakannya,  menambah kesan dia terlihat ada rasa takut. Mungkin karena dia adalah siswa mutasi yang baru pindah dari sebuah sekolah di Medan

      Aku tersenyum, mencoba memberi rasa tenang dengan menyapanya. Sebagai wali kelas 4 Alkindy , awal tahun ajaran 2015-2016 saat itu.  Setelah memperkenalkan Akbar kepada teman – temannya , aku berpesan supaya siswa di kelas 4 AlKindy menerima Akbar sebagai teman baru mereka.

     Akbar mempunyai daya tangkap yang kurang dalam pelajaran.  Awalnya  aku berfikir mungkin karena baru , dia butuh adaptasi di sekolah ini.  Selain  itu Akbar cenderung malu dan pendiam. Ternyata salah satu faktornya adalah bahasa. Ayah Akbar seorang karyawan sebuah Bank swasta yang sering bertugas di berbagai kota di Indonesia . TK di Akbar lalui di Makassar .Kemudian  saat SD ayahnya pindah ke Medan, sampai kelas 3 , dan akhirnya pindah lagi ke Bekasi saat Akbar masuk kelas 4.

      Selain kesulitan dalam pelajaran , Akbar juga kesulitan  dalam  berteman. Teman – temannya menganggap  bahasa Akbar lucu dan penampilannya aneh karena setiap hari memakai peci.Mereka sering mengejek saat Akbar bertanya : Cem mana bu? Aku gak ngerti……………….. Akbar selalu kebingungan saat mengikuti pelajaran , terutama Matematika.

      Dibalik kekurangan Akbar dalam belajar ada hal yang menjadikan dia berbeda. Akbar anaknya sopan,  saat diajak bicara dia lebih banyak menunduk,  Walau belum bisa diterima teman – temannya  Akbar tetap rajin ke sekolah. Seburuk apapun perlakuan teman – temannya , Akbar tidak pernah melawan. Aku sering mengingatkan dan memarahi teman – teman Akbar jika kelakuan mereka sudah keterlaluan.

     Pada suatu siang saat istirahat , aku melihat dari kejauhan teman – teman Akbar merampas pecinya. Kemudian peci itu dilempar ke temannya yang lain. Begitu seterusnya. Akbar berlari kesana kemari untuk mengambil pecinya tapi tidak pernah berhasil.   Melihat hal tersebut aku segera menghampiri mereka,   Aku panggil teman teman yang melakukan pembulyan itu. Mereka meminta maaf kepada Akbar dan berjanji untuk tidak melakukannya lagi.       Aku memanggil ibunya Akbar. untuk membicarakan perkembangan di sekolah.  Ada pernyataan yang membuat saya kagum kepada beliau : “ Akbar lemah dalam belajar, jauh berbeda degan kakaknya Queen yang sangat cemerlang, selalu rperingkat 1 bahkan sering mendapat beasiswa. Saya percaya setiap anak mempunyai kelebihan masing – masing . Akbar  anak yang sholeh, sebelum subuh, membangunkan saya , lalu pergi ke masjid. Itu tanpa disuruh. Akbar selalu menurut apa yang saya perintah , kalau saya sakit Akbar merawat saya dengan tekun . Seringkali dia nangis dan berkata “ bu, jangan tinggalin Akbar ya….” Biarlah kalau urusan nilai insya Allah akan mengikuti pada waktunya.”  Ibu  yang hebat.  Akbar sangat beruntung mempunyai orang tua seperti ini.

Naik ke kelas 5 dan 6 Akbar masih mengalami hal yang sama, tapi dia tetap rajin ke sekolah dan menjalani hari – hari dengan tabah. Itu sungguh tidak mudah. Pada  saat m Akbar dikucilkan dan tidak ada yang mau mengajak bermain.

      Akbar melanjutkan ke SMP almuslim. Aku  tidak mengikuti perkembangan lagi. Sampai suatu hari ada WA masuk dari nomor yang tidak dikenal. Ternyata Akbar sudah jadi siswa SMA  1 Tambun,  memberi kabar jadi finalis olimpiade IPA tingkat Provinsi dan akan mengikuti final. Dia mohon doanya dariku sebagai guru yang selalu diingat . Mendapat berita itu tentu aku merasa kaget, rasanya tidak menyangka , seorang Akbar yang dulunya seperti itu sekarang punya prestasi yang membanggakan. Rupanya Akbar juga berbakat dalam bidang seni. Sering mengupload kegiatannya bermain musik dan menyanyi bersama temannya.

       Setelah itu pencapaian demi pencapaian terus dia raih  . Dan terus berkirim kabar serta tidak lupa meminta doa. Akbar bilang ke ibunya “ Guru SD yang aku kenang hanya bu Elin dan Bu Wido ( guru BK)  aku terharu mendengarnya……

Setahun yang lalu Akbar mengirim WA , minta doa mau ikut UTBK untuk masuk  Perguruan Tinggi Negeri.  Ternyata Akbar diterima di UNDIP  Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, jurusan Managemen Sumber elautan. Sungguh pencapaian yang sangat menakjubkan.

      Akbar aktif juga dalam berbagai kegiatan kampus, terutama yang menyangkut seni. Percaya dirnya meningkat, merasa lebih berharga dan eksistensi dirinya diakui.

        Akbar ..ibu bangga padamu. Kamu telah melewati masa – masa yang sulit dalam kehidupanmu. Kamu kuat, tabah dan tegar menghadapi semua hinaan, bullyan dan pengucilan dari teman – teman sekolahmu. Bahkan itu kamu buat sebagi cambuk untuk pembuktian   kepada mereka , kamu bisa menjadi orang sukses . tetap dengan sikap yang tendah hati, sabar dan selalu optimis menyongsong  masa depan yang cerah.

       Semoga Akbar bisa menhadi inspirasi bagi siswa yang sedang mengalami pembullyan. Supaya tetap semangat dan bangkit melawan perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang – orang di sekitarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *