Era digital merupakan sebuah masa dimana digital berkembang sangat pesat. Teknologi informasi dan komunikasi bisa diakses dengan menggenggam devaice dan kekuatan internet. Aktivitas manusia dari mulai belajar, bekerja, berkomunikasi sampai dengan berbelanja banyak dilakukan melalui media digital. Di era digital akses informasi cepat dan tak terbatas hanya dengan hitungan detik, informasi yang diinginkan bisa didapat dengan mudah. Selain itu, komunikasi secara global bisa juga terlaksana dengan baik dan cepat. Kegiatan proses sehari-hari bisa dialikan dengan menggunakan devaice sehingga kehidupan lebih fleksibel. Sampai kepada proses pembelajaran di dunia pendidikan juga mengikuti arus perubahan perkembangan di era digital.

Banyak sekali sekolah yang menyelenggarakan pendidikan digital. Pendidikan digital ini bukan hanya berlangsung saat covid 19 yang dilakukan secara daring, namun pasca pembelajaran daring tersebut seluruh elemen pendidikan bertranformasi menjadikan sekolah digital salah satunya SMA Al Muslim. Sudah jarang sekali ditemukan di sekolah buku-buku fisik yang dibaca murid, hal ini karena seluruh bahan ajar dapat diakses secara digital di platform pendidikan yang digunakan oleh sekolah. Pembelajaran di era digital lebih fleksibel diakses dimana saja, melalui e-book, video interaktif dan aplikasi pembelajaran yang didesain seperti guru dan murid sedang berinteraksi di kelas.

Era digital banyak membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia, termasuk bagi murid di sekolah. Devaice, media sosial dan berbagai apalikasi digital lainnya sekarang menjadi bagian integral dalam keseharian murid. Murid dengan devaice atau gadget yang dimilikinya tidak pernah bisa terlepas dalam keseharianny. Dibalik berbagai manfaat dan fleksibelitas penggunaan digital di dunia pendidikan, kehadiran notifikasi yang terus-menerus dari perangkat digital menghadirkan tantangan tersendiri. Murid lebih tertarik perhatiannya secara penuh ketika sudah mendengar atau merasakan getaran notifikasi darI gadget miliknya. Dalam hal ini adanya pengaruh yang cukup serius dalam proses perkembangan murid. Notifikasi menjadi pemecah fokus murid dalam proses perkembangan dirinya. Selain itu notifikasi juga berdampak pada pembentukan perilaku murid, bahkan pengikis empati jika tidak bijak dalam penggunaakan.

Sudut pandang lain, murid tetaplah individu yang terlahir memiliki nurani. Hati nurani tersebut perlu untuk dibimbing agar tetap peka dan empati ditengah derasnya arus teknologi yang berkembang begitu pesat. Dalam hal ini peran pendidik menjadi sangat penting untuk dapat menyeimbangi antara penggunaan teknologi, dan tetap membetuk karakter murid yang menghadirkan hati nuraninya dalam segala aktivitas keseharian. Segala proses dengan menggunakan teknologi memang sangat memudahkan dalam keseharian, namun di sisi lain juga menjadi poin penurunan dalam pembentukan karakter murid yang tetap peka dalam kehidupan sosial. Seperti halnya rasa saling menghargai dan menghormati antar sesama.

Murid saat ini masuk kepada generasi Z dan Alpha. Generasi Z memiliki tantangan berupa mudah terdistraksi oleh media sosial. Sedangkan generasi Alpha memiliki tantangan kecanduan layar gadget dan menurunya keterampilan sosial. Dengan kata lainnya generasi Z maupun Alpha merupakan generasi yang dibentuk oleh teknologi. Dimana gen Z tumbuh dimasa transisi ke dunia digital dan gen Alpha tumbuh dimasa digital yang sudah matang dan canggih. Gen Z dan Alpha menganggap notifikasi sebagai penghubung dengan berbagai aktivitas di dunia maya dan dunia nyata. Aktivitas yang positif bahkan negatif juga ada didalamnya.

Setiap suara atau getaran dari devaice terasa sangat penting dari pada perintah lainnya, seakan-akan mereka harus merespon dengan sangat cepat. Hal ini disebut dengan FOMO (Fear of missing out) yang merupakan fenomena yang ada pada lingkup sosial yang diartikan sebagai rasa takut ketinggalan informasi yang berkaitan dengan tren zaman. Dilain sisi ada aspek yang dirugikan seperti halnya, fokus terganggu, pelajaran di kelas terganggu, interaksi sosial menurun, bahkan kesehatan mental beberapa individu mengalami gangguan karena adanya tekanan untuk aktif terus-menerus secara digital.

Notifikasi tidak hanya sebatas memberitahuan pesan masuk, tetapi menjadi alat manipulasi algoritma yang mendorong murid terus kembali ke aplikasi tersebut. Hal ini yang menjadi tantangan besar dalam penguatan karakter murid masa kini. Notifikasi hadir sebagai bisikan yang tidak henti terus menderingkan gadget murid. Murid memiliki nurani ialah kemampuan untuk merasakan, berpikir dan bertindak dengan benar dan baik. Namun dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dan terjadi distraksi digital yang dialami murid-murid di sekolah. Oleh karena itu, nurani dapat terbenam jika tidak dibimbing atau diasah dengan tepat. Tindakan dari hal tersebut, murid menjadi kurang peka dengan lingkungan, mudah terpengaruh budaya yang sangat instan, hingga pada kehilangan keterampilan dalam melakukan refleksi diri. Hal ini seperti tindakan terburu-buru membagikan berita tanpa memverifikasi kebenarannya, tindakan ini sering didengar dengan menyebarkan berita hoaks. Menanggapi komentar dengan bahasa yang kasar atau terjadinya perundungan digital yang disebut dengan cyberbullying sebagai hal yang biasa saja dan dikatakan wajar. Semua tindakan tersebut merupakan tantangan moral di era digital yang perlu ditangani bijak oleh para pendidik.

Perlu ada upaya dalam menyikapi tindakan tersebut yang sering muncul dalam keseharian pendidik saat melakukan proses mendidik murid di sekolah. Pendidik ialah bapak dan ibu guru yang memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keseimbangan antara perkembangan teknologi yang begitu pesat dan pembentukan karakter murid. Membangun literasi digital yang beretika ialah mengajarkan murid untuk berpikir kritis, memverifikasi informasi yang didapat, memahami privasi dan mengajarkan sopan santun dalam berinteraksi di dunia maya. Sekolah juga perlu mengadakan kegiatan reflektif agar murid dapat mengetahui kebermanfaatan dalam dirinya ketika selesai melakukan kegiatan pembelajaran. Contoh kegiatan reflektif ini berupa workshop dengan tema yang sedang trend dalam upaya membantu murid mengenal diri dan mengasah empati. Dan perlunya menyelaraskan dengan orangtua cara mendampingi anak dalam penggunaan teknologi agar murid merasa terlindungi, dipahami, dan tetap bisa berekspresi secara sehat didunia digital.

Notifikasi dan nurani adalah dua kata yang mempersentasikan dilema besar murid di era digital. Notifikasi yang tidak pernah berhenti dapat membentuk kecanduan dan memudarkan nilai kemanusiaan. Notifikasi bekerja seperti pemicu psikologis yang dirancang untuk memancing reaksi yang cepat terhadap murid. Dalam prosesnya notifikasi memunculkan dorongan untuk segera mengecek devaice. Hal ini memicu produksi hormon dopamin yang berkaitan dengan rasa senang dan ketergantungan. Bila mana ini terlalu banyak atau sering dilakukan dapat berdampak pada penurunan keterampilan sosial murid. Nurani adalah kompas moral yang membimbing seseorang untuk membedakan benar dan salah, baik dan buruk. Namun dengan pendampingan yang tepat dari pendidik yang peduli dan melek teknologi, murid dapat diarhkan untuk tidak hanya menjadi pengguna digital yang aktif, tetapi juga utuh secara moral, emosional dan sosial.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *