Menjadi seorang pendidik adalah suatu panggilan. Ini bukan hanya pekerjaan yang diukur dari waktu mengajar, tetapi adalah perjalanan yang panjang untuk terus belajar dan memberikan makna. Saya percaya, setiap pendidik memiliki peran yang signifikan dalam membentuk masa depan negara. Karena guru memainkan peran penting dalam melahirkan generasi yang cerdas, kuat, dan berkarakter.
Tema “GTK Hebat, Indonesia Kuat” dalam peringatan Hari Guru Nasional 2025 di Yayasan Al Muslim mengingatkan kita bahwa kekuatan sebuah bangsa dimulai dari ruang-ruang belajar. Saat guru melakukan inovasi secara konsisten, maka kekuatan pendidikan akan berkembang dan memperkuat Indonesia.
Dari Kesulitan Mengajar Pecahan Menjadi Karya Buku
Saya masih ingat betul, bertahun-tahun yang lalu saat saya mengajar materi tentang pecahan di kelas. Para siswa terlihat bingung, bahkan cenderung merasa takut saat mendengar istilah “pecahan”. Mereka dapat mengingat rumus, tetapi tidak sepenuhnya memahami artinya. Dari sini muncul sebuah kegelisahan: bagaimana caranya agar pecahan terasa nyata, tidak hanya sekedar angka yang tertulis di papan?

Kegelisahan itu menjadi momentum bagi saya untuk menulis buku pertama berjudul “Memecahkan Masalah Pecahan” yang diterbitkan pada tahun 2018. Buku ini saya buat berdasarkan pengalaman nyata di dalam kelas. Saya mencoba menyajikan konsep pecahan melalui aktivitas yang nyata menggunakan media puzzle pecahan. Dengan pendekatan yang sederhana dan visual, saya ingin membantu siswa memahami bahwa matematika tidaklah menakutkan. Media puzzle pecahan ini juga menghantarkan saya menjadi juara III dalam mengikuti Lomba Inobel di Universitas Kristen Satya Wacana di Salatiga.
Menulis buku ini menjadi pengalaman yang berharga. Saya menyadari bahwa seorang guru tidak hanya sebatas menyampaikan ilmu, tetapi juga harus dapat menjembatani pemahaman dengan cara yang sesuai bagi siswa. Guru yang hebat tidak hanya banyak berbicara, tapi mampu membuat siswa merasakan apa yang diajarkannya.
Belajar Bilangan Bulat Secara Menyenangkan: Menemukan Cara Baru
Dua tahun setelah itu, di tahun 2020, saya meluncurkan buku kedua yang berjudul “Belajar Bilangan Bulat Secara Menyenangkan”. Konsep buku ini muncul saat saya menyadari banyak siswa yang masih kesulitan memahami bilangan positif dan negatif. Saya berupaya mencari cara agar pembelajaran bilangan bulat tidak hanya menjadi suatu yang dihafal, tetapi juga dipahami dengan cara yang menyenangkan.

Saya menciptakan berbagai permainan menggunakan media keping biru merah. Dikolaborasikan dengan media power point menjadi sebuah turnamen antar kelompok membuat proses pembelajaran memahami penjumlahan bilangan bulat semakin menyenangkan. Siswa belajar tanpa merasa terbebani, mereka tertawa sambil memahami konsep yang sebelumnya terasa sulit. Dari pengalaman ini, saya menyadari bahwa pembelajaran yang menyenangkan tetap memiliki arti. Sesungguhnya, makna sejati muncul ketika belajar menjadi suatu pengalaman yang berkesan.
Buku ini saya tulis untuk menunjukkan bahwa setiap pendidik bisa menciptakan inovasi dari hal kecil di kelas mereka. Sebuah ide sederhana dapat berkembang menjadi sesuatu yang besar jika diiringi dengan keinginan untuk berbagi.
Gara-Gara Media Guru: Belajar untuk Terus Berkembang
Masih di tahun yang sama, saya menulis buku ketiga dengan judul “Gara-Gara Media Guru”. Berbeda dari dua buku sebelumnya, karya ini merupakan refleksi perjalanan saya sebagai penulis sekaligus pelajar. Buku ini lahir dari proses bimbingan dan dorongan yang saya peroleh dari komunitas Media Guru tempat saya belajar bahwa menulis bukan hanya soal teknik, tetapi juga tentang keberanian.

Melalui buku ini, saya ingin menyampaikan pesan kepada rekan-rekan guru bahwa setiap guru memiliki cerita yang layak untuk dituliskan. Menulis adalah cara untuk menjaga semangat agar tetap hidup, sekaligus sebagai sarana untuk menginspirasi orang lain.
Saya memahami bahwa menjadi guru yang luar biasa tidak berarti mengetahui segalanya, melainkan terus bersikap terbuka untuk mempelajari hal-hal baru. Seorang guru yang luar biasa adalah yang memiliki sikap rendah hati untuk belajar dari siapa saja, termasuk dari murid-muridnya sendiri.
Monster Matematika: Menyambut Era Digital dengan Kreativitas
Saat ini, saya sedang mempersiapkan buku keempat dengan judul “Monster Matematika”. Buku ini akan menjadi representasi komitmen saya untuk menggabungkan teknologi dalam proses pembelajaran. Saya menyadari bahwa dunia pendidikan kini memasuki era yang baru yaitu era digital yang memerlukan kreativitas, kemampuan beradaptasi, dan inovasi.
Dalam buku ini, saya berusaha untuk memperkenalkan “monster” bukan sebagai sosok menakutkan, melainkan sebagai simbol tantangan. Monster matematika merupakan rintangan-rintangan dalam belajar yang bisa kita atasi dengan semangat dan kecerdikan. Saya memanfaatkan berbagai media pembelajaran digital agar siswa lebih tertarik dan aktif terlibat.
Dengan adanya teknologi, matematika tidak lagi sekadar angka dalam buku pelajaran, tetapi berubah menjadi sebuah petualangan interaktif yang menyenangkan dan bermakna.
Guru Hebat, Indonesia Kuat
Proses penulisan empat buku ini bukanlah untuk mengejar popularitas, melainkan sebagai wujud pengabdian. Setiap halaman yang saya buat adalah cerminan dari perjuangan yang terjadi di dalam ruang kelas. Saya meyakini, setiap inovasi kecil dari seorang guru akan memberikan dampak besar untuk masa depan pendidikan di Indonesia.
Seorang guru yang hebat bukan hanya yang mampu mendidik, tetapi juga yang menanamkan nilai-nilai kemanusiaan. Ia hadir bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai cahaya bagi anak didiknya.
Melalui tulisan, saya belajar bahwa perubahan signifikan dapat dimulai dengan langkah-langkah kecil. Dari sebuah kelas yang sederhana, dari sebuah ide yang tulus, dan dari semangat untuk terus belajar tanpa henti. Jika guru-guru di seluruh Indonesia berani untuk berinovasi, berkarya, dan berbagi, maka tidak ada yang mampu menghalangi kemajuan bangsa ini. Karena pada dasarnya, ketika guru yang hebat berkembang, Indonesia akan semakin kokoh.
