“Partisipasi Semesta dalam Harmoni Rasa Merajut Pendidikan Bermutu untuk Semua.”

Pendidikan bermutu bukan hanya tanggung jawab sekolah, tapi juga tanggung jawab kita bersama. Gagasan “Partisipasi Semesta” dalam mewujudkan pendidikan yang adil dan bermutu mungkin terdengar besar, tapi di kelas X ATM (Akuntansi, TKJ, dan Multimedia),  kami membuktikan bahwa hal itu bisa dimulai dari sesuatu yang sederhana dan akrab: makan bekal bersama setiap bulan.

Kegiatan ini diikuti oleh 12 siswi dan 11 siswa, dan sudah kami jalankan sebanyak tiga kali. Awalnya, kegiatan ini saya buat hanya untuk makan bersama di kelas. Tapi kemudian, saya berpikir untuk melibatkan orang tua juga, supaya hubungan antara sekolah dan rumah bisa semakin dekat.

Kunci keberhasilan kegiatan ini ada pada komunikasi yang lancar berkat teknologi. Sebagai wali kelas, saya menggunakan grup WhatsApp siswa dan grup WhatsApp orang tua untuk mengumumkan jadwal makan bekal serta mengajak orang tua ikut berpartisipasi.

Grup WA ini benar-benar jadi jembatan digital yang penting. Orang tua yang sedang bekerja pun tetap bisa berkontribusi dengan membalas pesan dan mengirim sedikit makanan ringan, minuman, atau lauk tambahan untuk dinikmati bersama.

Dari situ terlihat, bahwa Partisipasi Semesta tidak harus rumit atau mahal. Cukup dengan komunikasi yang terbuka dan sambutan yang hangat, dukungan orang tua bisa langsung terasa di ruang kelas.

Sejak kegiatan kedua dan ketiga, semangat berbagi dari orang tua makin besar. Semua makanan atau camilan yang dikirim, saya bagikan merata kepada seluruh siswa. Waktu makan pun berubah jadi momen kebersamaan dan berbagi.

Tanpa disadari, partisipasi semesta juga datang dari luar sekolah. Beberapa siswa membeli bekal dari pedagang makanan di sekitar sekolah, sebuah bentuk dukungan tidak langsung dari para pedagang kecil yang ikut menyemarakkan kegiatan ini.

Bahkan, sebagian orang tua menyiapkan masakan dari bahan yang dibeli di pasar atau dari pedagang sayur langganan mereka. Dengan cara sederhana itu, para pedagang ikut berperan dalam menghadirkan kebersamaan di ruang kelas.
benar adanya, para pedagang tersebut menjadi bagian dari rantai kebaikan yang mendukung proses belajar anak-anak sebuah bentuk partisipasi masyarakat yang nyata dan alami.

Kegiatan ini juga semakin bermakna karena didukung oleh sarana sekolah yang nyaman dan bersih sebagai tempat pelaksanaan. Ruang kelas tidak hanya mendukung kegiatan belajar, tetapi juga menjadi tempat tumbuhnya nilai kebersamaan, empati, dan saling menghargai. Namun tidak lupa kami tetap menjaga kebersiha kelas baik selama proses makan bersama ataupun setelah makan bersama selesai.

Kegiatan makan bersama ini mengajarkan banyak hal. Misalnya, untuk siswa yang lupa membawa bekal atau belum sempat menyiapkan dari rumah, mereka tetap bisa ikut makan bersama berkat lauk tambahan dari teman-teman, kiriman orang tua, atau bekal yang dibeli di sekitar sekolah.

Itulah bentuk nyata pendekatan yang menghargai dan merangkul keberagaman di kelas kami. Tidak ada yang merasa tertinggal atau malu. Semua merasa diterima dan nyaman. Rasa aman seperti ini sangat penting karena saat siswa merasa dihargai, mereka jadi lebih semangat belajar.

Lebih dari itu, kegiatan ini mengingatkan kita bahwa mutu pendidikan tidak hanya dilihat dari nilai rapor. Mutu sejati terlihat dari kuatnya karakter, empati, dan rasa kebersamaan siswa. Lewat kegiatan makan bekal bersama ini, kami belajar nilai kepedulian dan gotong royong dengan cara yang alami dan menyenangkan.

Jadi, ini bukan sekadar makan siang bersama. Ini adalah pembelajaran nyata tentang menjadi pribadi yang peduli dan berbagi. Guru dan orang tua bekerja sama untuk memastikan kebutuhan dasar anak terpenuhi dan hasilnya, fokus belajar mereka pun meningkat.

Kegiatan sederhana ini menggambarkan makna Partisipasi Semesta Mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua: semua pihak terlibat, orang tua, siswa, guru, pedagang, dan sekolah. Semua memberi kontribusi dengan caranya masing-masing, dan semuanya mendapat manfaat yang sama.

Kami berharap kisah kecil dari ruang kelas X ATM ini bisa menginspirasi sekolah lain. Bahwa untuk menghadirkan Pendidikan Bermutu untuk Semua, yang dibutuhkan bukan hal besar cukup niat tulus, komunikasi yang baik, dan kemauan untuk berbagi.

Partisipasi Semesta bukan konsep rumit, ia tumbuh dari sepotong lauk, tangan-tangan yang menyiapkannya, dan ketulusan hati untuk saling peduli, berbagi dan kebersamaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *