Pagi itu, Sabtu 20 September 2025, langit Yayasan Al Muslim tampak cerah. Udara pagi membawa semangat baru bagi ratusan anak-anak TK yang datang dengan wajah riang dan mata berbinar. Sebanyak 636 peserta didik dari berbagai TK se-Kabupaten Bekasi berkumpul di sekolah Al Muslim untuk mengikuti kegiatan manasik haji bertema “Aku Cinta Allah, Aku Siap Menjadi Tamunya.” Sejak awal, suasana sudah terasa hangat dan penuh keceriaan. Anak-anak tampak anggun dengan busana serba putih, anak laki-laki mengenakan kain ihram kecil, sementara anak perempuan berkerudung putih dan berpakaian muslimah yang sederhana namun indah.

Langkah-langkah kecil yang bermakna
Kegiatan dimulai sejak pagi. Aula SD Al Muslim menjadi titik kumpul pertama, tempat anak-anak berkumpul bersama guru dan orang tua. Anak-anak duduk rapi di aula, wajah-wajah mungil itu tampak antusias menanti dimulainya kegiatan. Tak lama kemudian, suara lembut pembawa acara membuka kegiatan dengan sapaan hangat yang membuat pagi itu semakin ceria. Suasana semakin semarak dengan hadirnya Kak Rian Hamzah, Pendongeng yang membawa kisah penuh pesan kebaikan. Suaranya yang ceria dan ekspresif memancing tawa anak-anak yang duduk rapi didepan panggung. Dari kejauhan, riuk tepuk tangan dan sorak bahagia terdengar menggema, mewarnai awal kegiatan dengan energi positif dan semangat belajar yang luar biasa.
Sebagai guru tilawati, saya bertugas membimbing anak-anak di area thawaf. Saat melihat langkah-langkah mungil mereka mengelilingi Ka’bah mini, hati terasa hangat. Anak-anak berjalan dengan penuh semangat, sebagian mengikuti bimbingan guru, sebagian lagi melambai riang kepada teman-temannya. Ada yang polos bertanya , “Ustadzah, mana jejak kaki Nabi Ibrahimnya?” , sambil menatap replika Maqam Ibrahim, mencoba mencari tahu dimana dahulu Nabi Ibrahim berdiri saat membangun Ka’bah. Pertanyaan sederhana itu membuat senyum terbit di wajah kami, para pembimbing. Dalam kepolosan mereka, tersimpan rasa ingin tahu yang luar biasa.
Suara lantunan talbiyah yang lirih namun tulus terdengar dari mulut-mulut kecil itu, ”Labbaik Allahumma Labbaik…” Momen itu menghadirkan keharuan tersendiri. Di tengah putaran thawaf yang mereka lakukan dengan penuh kegembiraan, terselip pembelajaran yang begitu dalam tentang kesabaran, ketertiban dan kebersamaan. Nilai-nilai itulah yang menjadi ruh dalam kegiatan manasik ini, bukan sekedar meniru gerakan ibadah, tetapi menanamkan makna cinta kepada Allah sejak dini.

Menumbuhkan Cinta dan Karakter Sejak Dini
Kegiatan manasik haji di TK Al Muslim tahun ini bukan hanya tentang mengenalkan rukun Islam kelima. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi wadah pembentukan karakter anak-anak, belajar sabar saat antre, belajar saling membantu, dan belajar menaati arahan guru. Semua nilai itu hadir secara alami dalam suasana yang ceria dan penuh makna. Para guru, orang tua, serta panita terlihat kompak bekerja sama, memastikan setiap peserta merasa aman dan bahagia selama kegiatan berlangsung.
Di akhir kegiatan, wajah-wajah kecil itu memancarkan kebahagiaan. Ada rasa bangga di mata mereka, seolah baru saja menunaikan perjalanan suci ke tanah suci yang sesungguhnya. Sebagian anak memeluk gurunya sambil berkata, “Ustadzah, aku ingin ke Mekkah sungguhan nanti.” Ucapan polos itu seperti doa yang melambung tinggi, menjadi harapan masa depan bagi mereka dan bagi kita semua.
Kegiatan manasik haji ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan bermutu tidak selalu hadir di dalam kelas. Ia tumbuh dari pengalaman nyata, dari kerja sama antar lembaga, guru dan orang tua dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut, menumbuhkan generasi yang beriman, berakhlak mulia dan memiliki cinta yang tulus kepada Sang Pencipta.
