Dari kelas yang nyaman dan lingkungan sekolah yang asri nan hijau di SMP Al Muslim, kisah luar biasa ini bermula — kisah tentang tekad, doa, dan keberanian menembus batas. Dialah Nisita Pradipta, alumni SMP Al Muslim tahun 2012, yang kini menapaki perjalanan akademik hingga ke Jepang dan Australia. Kisahnya menjadi bukti bahwa fondasi nilai dan karakter yang ditanamkan sejak di Al Muslim mampu mengantarkan siswa melangkah jauh melampaui batas geografis.
Awal Langkah dan Jejak di Al Muslim
Bagi Nisita, masa SMP bukan sekadar tempat menimba ilmu, tetapi juga masa ketika nilai-nilai penting kehidupan mulai tertanam kuat. Hal yang paling melekat dalam ingatannya adalah tentang betapa dekat hubungan antara siswa dan guru di Al Muslim , suasana kekeluargaan yang tulus dan hangat selalu terasa, bahkan dalam hal-hal sederhana seperti makan siang bersama teman dan wali kelas. Momen-momen seperti leadership camp, qiyamul lail, dan kegiatan kebersamaan lainnya meninggalkan kesan indah dan mendalam yang tak terlupakan. Guru-guru pun sering memberikan perspektif insightful mengenai kehidupan sehari-hari. Di sanalah ia belajar makna kepemimpinan, kebersamaan, dan tanggung jawab sebagai bagian dari komunitas yang saling mendukung.
“Di SMP Al Muslim, banyak kegiatan yang membuat saya semakin dekat dengan alam dan memahami peran manusia sebagai khalifah fil ard,” kenangnya. Hal itulah yang menumbuhkan kesadaran bahwa menjaga dan memelihara alam adalah bagian dari ibadah. Pandangan ini ternyata menjadi titik awal dari kepeduliannya terhadap isu keberlanjutan dan lingkungan yang kini menjadi fokus studinya.
Selain itu, Al Muslim juga menanamkan keberanian untuk mengeksplor hal baru dan melatih keterampilan public speaking yang menjadi bekal penting dalam perjalanan akademiknya. Ia aktif di OSIS sebagai sekretaris dan bergabung dalam marching band, dua wadah yang melatihnya untuk bekerja sama, mengatur waktu, dan berani tampil di depan banyak orang.
Langkah Besar ke MAN IC Serpong
Setelah lulus dari SMP Al Muslim, Nisita melanjutkan pendidikan ke MAN Insan Cendekia Serpong, salah satu sekolah terbaik dengan seleksi yang sangat ketat. Awalnya, keputusan untuk mendaftar datang dari saran orang tua yang menemukan sekolah tersebut di internet. Tak disangka, dari sekian banyak yang mendaftar, hanya Nisita yang diterima dari angkatannya di Al Muslim. Walau banyak yang mengatakan bahwa Tes Potensi akademik adalah penentu diterima tidaknya dalam seleksi, namun ia memiliki keyakinan bahwa ini adalah jalan terbaik yang Allah pilihkan. “Saya percaya, apa pun hasil yang saya terima, itu sudah bagian dari tangan Tuhan. Dari situ saya belajar untuk selalu berdoa agar diberi yang terbaik menurut-Nya, bukan hanya menurut saya,” ujarnya.
Tahun pertama di MAN IC Serpong menjadi masa yang berat. Untuk pertama kalinya, Nisita harus menghadapi nilai rendah dan ujian remedial. Namun pengalaman itu menjadi pelajaran besar bahwa kompetisi sejati bukan dengan orang lain, melainkan dengan diri sendiri. Ia mengingat kembali pelajaran dari SMP Al Muslim tentang mengenal kekuatan dan kelemahan diri, prinsip yang terus ia pegang hingga kini.
Menembus Dunia: Dari ITB ke Jepang dan Australia
Setelah lulus dari MAN IC Serpong, Nisita sempat diterima di ITB dan menjalani perkuliahan selama 1,5 semester. Namun karena sejak awal ingin berkuliah di luar negeri dari jenjang S1 untuk men-challenge diri keluar dari zona nyaman lebih awal, maka ketika kesempatan beasiswa MEXT (Kementrian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Sains dan Teknologi) dari Kyoto University di Jepang yang selain biaya pendidikan, biaya hidup selama 4 tahun pun ditanggung, ia semakin mantap memilih melanjutkan studi di sana.
Ketika menjalani pendidikan S1-nya, ia pernah melakukan kegiatan Kyoto University Prevention School dengan mengajak mahasiswa Jepang dan mahasiswa lokal untuk bekerja sama memberikan sesi edukasi di berbagai sekolah dasar di Indonesia mengenai mitigasi bencana. Selain itu ia pun melakukan penelitian tentang mitigasi bencana di kawasan TPST Bantar Gebang bahkan meraih penghargaan Best Undergraduate Research Presentation di ajang internasional Sogo Bosai Camp 2019.
Tak berhenti di situ, setelah bekerja beberapa tahun di bidang perencanaan kota dan organisasi nirlaba, Nisita melanjutkan studi magister di University of Sydney, Australia, mengambil bidang Sustainability Studies. Pilihan ini bukan tanpa alasan. Ia ingin memperdalam pemahaman tentang solusi krisis iklim, transisi energi, dan pembangunan berkelanjutan untuk masa depan Indonesia.
Benih yang Tumbuh dari Nilai-Nilai Al Muslim
Di tengah segala pencapaian akademiknya, Nisita tidak pernah lupa akar tempat ia tumbuh yaitu SMP Al Muslim. Ia menyadari bahwa banyak nilai penting yang ia pegang hingga kini berasal dari pengalaman masa SMP seperti rasa ingin tahu yang tinggi, keberanian mencoba hal baru, dan semangat berkontribusi pada lingkungan sekitar. Kegiatan leadership di Al Muslim, katanya, bukan hanya mengajarkan kepemimpinan, tetapi juga kesadaran spiritual tentang fitrah manusia sebagai pemimpin di bumi.
“Berkat Al Muslim, saya belajar untuk melihat setiap hal dengan makna yang lebih luas bahwa ilmu bukan hanya untuk mengejar nilai, tapi untuk memberi manfaat,” tutur Nisita. Prinsip ini pula yang menjadi dasar hidupnya hingga kini: bahwa proses lebih bernilai daripada hasil.
Pemuda Hebat, Indonesia Kuat
Kini, Nisita tengah mengembangkan sistem closed-loop atau sirkular yang mengintegrasikan budidaya tanaman pangan, perikanan dan larva Black Soldier Fly yang memanfaatkan sampah organik dan energi surya. Proyek ini diharapkan menjadi model dan sumber edukasi mengenai ketahanan pangan, air, dan energi berskala kecil yang bisa direplikasi di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, ia juga aktif dalam penelitian dan advokasi terkait pendanaan iklim serta transisi energi bersih di tanah air.
Meski kiprahnya sudah menembus dunia internasional, Nisita tetap rendah hati dan berprinsip bahwa kesuksesan sejati bukan diukur dari gelar atau harta, melainkan dari seberapa besar kebermanfaatan yang bisa diberikan untuk orang lain. “Apapun yang kamu lakukan saat ini dan yang dicita-citakan untuk masa depanmu kelak, carilah berkah dalam nasihat dan ridho orangtua di rumah dan guru di sekolah. Ilmu bisa menjagamu dari kebodohan tapi berkah yang akan membawamu pada berbagai kesempatan tak tertuga dan skenario indah yang tak terbayangkan sebelumnya.,” pesannya untuk adik-adik di Al Muslim.
Kisah Nisita Pradipta adalah potret nyata bagaimana pendidikan yang berakar pada nilai-nilai karakter, spiritualitas, dan kepemimpinan mampu melahirkan generasi tangguh dan visioner. Dari ruang kelas SMP Al Muslim di Tambun, langkah kecil seorang siswi yang gemar mencoba hal baru kini menjelma menjadi langkah besar menuju masa depan keberlanjutan dunia.
Penulis: Tati Wartati, S.Pd


