
Di SD Al Muslim, ada sosok yang begitu dikenal karena keramahannya, ketulusannya, dan semangatnya untuk terus belajar. Dialah Ibu Elin Herlina, S.Ag, seorang guru kelas 6 yang mengabdikan dirinya di dunia Pendidikan selama kurang lebih 27 tahun. Dalam perjalanannya yang panjang, Ibu Elin memegang teguh motto hidupnya yaitu: “Menerima, berusaha, dan bersabar.”
Kalimat sederhana namun penuh makna itu menjadi cermin sikapnya dalam menghadapi setiap perubahan, termasuk perubahan besar di dunia pendidikan menuju era digital.
Seperti banyak guru lain yang memulai kariernya di masa papan tulis dan kapur, ibu Elin tumbuh bersama dunia yang perlahan berubah menjadi layar dan koneksi internet. Ia mengakui bahwa di awal, perkembangan teknologi terasa begitu menantang. Namun dengan hati yang lapang dan terbuka, ia memilih untuk menerima perubahan itu, berusaha memahami hal-hal baru, dan bersabar dalam proses belajar yang tak selalu mudah.
“Saya tidak mau ketinggalan zaman yang semakin maju,” ujar beliau sambil tersenyum. “Kalau anak-anak didik saya belajar dengan tab dan aplikasi-aplikasi canggih, sayapun harus bisa memanfaatkannya untuk mendampingi mereka dalam pembelajaran.”
Ibu Elin mempelajari berbagai macam aplikasi digital untuk menunjang pembelajaran sehari-hari di kelas, seperti Canva, Quizizz/Wayground, Wordwall, Google Form, dan aplikasi lainnya. Ia juga aktif mengikuti pelatihan online, bertanya kepada rekan guru lainnya, dan bahkan tidak sungkan belajar dari muridnya sendiri.
Perubahan-perubahan itu perlahan membawa hasil bagi ibu Elin. Pembelajaran di kelas kini lebih hidup dan menyenangkan. Ia menggabungkan metode tradisional dengan pendekatan digital seperti kuis interaktif dengan Quizizz/Wayground, video pembelajaran yang menarik, hingga tugas berbasis proyek yang mengasah kreativitas murid. “Teknologi itu alat bantu, bukan pengganti,” ujarnya dengan tersenyum. “Yang penting harus ada sentuhan hati antara guru dan murid.”
Meski masih belajar dan belum mahir dalam menggunakan teknologi, ibu Elin tetap menjadi sosok yang humble dan dekat dengan murid-muridnya. Ia selalu menyapa mereka dengan senyum hangat, mendengarkan cerita dan celotehan mereka di pagi hari, dan memberi semangat kepada murid yang sedang menghadapi kesulitan. Murid-muridnya merasa nyaman berada di kelas, karena mereka tahu gurunya bukan hanya mengajar, tapi juga peduli dan memahami.
Bagi ibu Elin, transformasi digital bukan sekedar mempelajari apliksi, tapi membentuk pola pikir baru yaitu menjadi pembelajar sepanjang hayat. Ia ingin menanamkan hal yang sama kepada semua murid-muridnya bahwa dunia akan terus berubah, dan mereka harus siap tumbuh bersama perubahan itu.
Perjalanan kisah Ibu Elin Herlina mengingatkan kita bahwa untuk menjadi guru yang hebat bukan berarti harus tahu segalanya, tetapi mau terus belajar, beradaptasi, dan menginspirasi dengan hati. Dengan ketulusan dan semangatnya, ibu Elin menjadi bagian dari wajah baru di dunia pendidikan dimana nilai dan teknologi berjalan beriringan.
Saat ini, setelah hampir tiga dekade mengabdi, ibu Elin tidak hanya meninggalkan jejak pengetahuan, tetapi juga keteladanan. Dalam setiap langkahnya, ibu Elin membuktikan bahwa guru yang hebat adalah mereka yang terus tumbuh bersama perkembangan zaman, tanpa kehilangan kehangatan dan kasih sayang terhadap murid-muridnya. Sudah banyak alumni yang pernah diajar oleh beliau selalu ingat akan didikan dan pengajaran ketika masih sekolah. Mereka selalu mengingat sosok guru yang selalu humble dan sayang kepada murid-muridnya.
Dengan semangat motto hidupnya “Menerima, berusaha dan bersabar,” ibu Elin menjadi contoh bahwa GTK Hebat berarti Indonesia Kuat karena dari tangan guru yang rendah hati dan mau terus belajar, masa depan bangsa terus disemai dengan harapan dan do’a. Sebagai penutup, kisah ibu Elin Herlina menjadi cerminan nyata bahwa guru sejati adalah mereka yang tak pernah berhenti untuk terus belajar dan beradaptasi, walaupun usia dan waktu terus berjalan. Dengan hati yang tulus, ibu Elin membuktikan bahwa kemajuan teknologi bukan penghalang, melainkan jembatan untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih bermakna, mendalam dan menyenangkan. Semangatnya untuk menerima, berusaha, dan bersabar menjadi inspirasi bagi seluruh tenaga pendidik agar terus menebar cahaya pengetahuan di tengah arus perubahan zaman dan teknologi. Dari ketulusan seorang guru seperti ibu Elin, kita belajar bahwa kemajuan suatu bangsa dimulai dari ruang kelas yang penuh dengan kasih sayang dan semangat belajar yang tiada henti.
