
Setiap kali mendengar nama Midah Dahmalia, ada kebanggaan tersendiri yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Adik angkatanku semasa di SMK Al Muslim itu dulu hanyalah gadis sederhana dari Batujaya, Karawang, yang menempuh pendidikan sambil hidup mandiri di kos kecil dekat sekolah. Tak ada yang menyangka, di balik kesederhanaannya tersimpan tekad baja dan semangat pantang menyerah. Kini, Midah menjelma menjadi pengusaha perempuan inspiratif, pemimpin PT Bilvie Jaya Mandiri, yang sukses mengangkat nama Provinsi Banten daerahnya melalui inovasi olahan ikan bandeng hingga menembus pasar Asia.
Kenangan tentang Midah semasa sekolah masih begitu jelas di ingatan. Ia bukan sosok yang suka mencari perhatian, tapi selalu memancarkan energi positif dan semangat yang menular. Saat teman-temannya mengeluh karena tugas praktik yang melelahkan, Midah justru tersenyum dan menenangkan dengan kalimat sederhana.
“Capek gak apa-apa, yang penting nanti bisa jadi orang sukses.”
Ucapannya yang ringan kala itu ternyata mencerminkan karakter pekerja keras yang kelak ia buktikan sendiri. Selepas lulus, jalan hidupnya tidak mudah—ia harus merantau ke Malaysia sebagai TKW demi menolong keluarga. Pulang ke tanah air tanpa tabungan bukan alasan baginya untuk berhenti bermimpi. Justru dari titik nol itulah Midah memulai langkah besarnya menuju kemandirian dan kesuksesan yang kini menginspirasi banyak orang.
Midah bukan sekadar seorang ibu bagi ketiga anaknya, tetapi juga menjadi sosok penggerak dan sumber inspirasi bagi banyak perempuan di sekitarnya. Dengan hati yang tulus, ia mendirikan Kelompok Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan – Poklahsar Bilvie, wadah yang memberdayakan mantan TKW dan para ibu rumah tangga agar dapat mandiri secara ekonomi. Dari dapur sederhana, mereka berproses bersama—belajar, berinovasi, dan saling menguatkan hingga mampu berdiri tegak menghadapi tantangan. Kini, berkat kerja keras dan kegigihan selama lebih dari dua puluh tahun, Midah berhasil mengembangkan usahanya menjadi PT Bilvie Jaya Mandiri, perusahaan pengolahan ikan bandeng yang produknya—mulai dari sate bandeng, abon, hingga kerupuk tulang bandeng—telah melangkah jauh, menembus pasar Malaysia, Singapura, Thailand, dan Korea Selatan.
Perempuan Ndeso, Bandeng, Diliput TV Nasional
https://www.youtube.com/watch?v=c8GZlnVWZRM
Liputan dari Trans 7 menjadi momen bersejarah bagi perjalanan usaha Bilvie Food yang dipimpin oleh Midah Dahmalia. Dalam program kuliner nasional tersebut, Trans 7 menyorot langsung proses pengolahan ikan bandeng di sentra produksi Bilvie di Serang, Banten. Kamera menyorot dapur produksi yang penuh aktivitas: para pegawai tampak cekatan membersihkan, menghaluskan, dan membumbui ikan bandeng dengan resep khas Banten. Midah, dengan senyum hangatnya, memandu kru televisi menyusuri setiap tahap pengolahan — dari pemilihan bahan segar, penghilangan duri, hingga proses pemanggangan sate bandeng yang menggugah selera. Suasana liputan terasa hangat dan inspiratif, menggambarkan perpaduan antara cita rasa lokal dan semangat kewirausahaan perempuan Indonesia.
Dalam tayangan itu, Trans 7 tidak hanya menyoroti kelezatan produk Bilvie Food, tetapi juga kisah luar biasa di baliknya. Midah Dahmalia, mantan TKW yang kini menjadi pengusaha sukses, berbagi cerita tentang perjuangannya membangun usaha dari nol hingga bisa menembus pasar ekspor ke Malaysia, Singapura, Thailand, dan Korea Selatan. Liputan tersebut menampilkan bagaimana PT Bilvie Jaya Mandiri menjadi bukti nyata bahwa keberanian, kerja keras, dan inovasi bisa mengubah nasib. Tayangan di Trans 7 pun menjadi ajang pengakuan nasional bagi Midah dan timnya, sekaligus mengangkat nama Banten sebagai daerah penghasil kuliner bandeng yang kreatif dan mendunia.
Pendirian dan Perluasan: Poklahsar Bilvie hingga PT Bilvie Jaya Mandiri
Perjalanan Midah dalam membangun usahanya tidak dilakukan seorang diri. Pada tahun 2015, ia menggandeng beberapa rekan dan membentuk Kelompok Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Poklahsar) Bilvie, yang saat itu hanya beranggotakan lima orang. Dari kelompok kecil inilah semangat kebersamaan dan kemandirian tumbuh. Midah mengajak para mantan TKW dan ibu rumah tangga di lingkungannya untuk ikut mengolah ikan bandeng menjadi berbagai produk inovatif. Dengan modal awal sekitar Rp10 juta hasil pinjaman bank, mereka memulai usaha dari peralatan sederhana dan proses semi-manual. Sedikit demi sedikit, hasil kerja keras itu membuahkan peningkatan produksi yang kini bisa mencapai 120 kilogram per hari, dengan pendapatan kelompok yang menembus ratusan juta rupiah setiap bulan.
Keseriusan Midah dan kelompoknya menarik perhatian berbagai pihak, termasuk Bank BRI, yang kemudian memberikan dukungan berupa fasilitas, pelatihan, serta pendampingan digital marketing agar mereka mampu memasarkan produk melalui marketplace. Dukungan tersebut menjadi titik balik yang membawa Bilvie menembus pasar internasional — produk olahan bandeng seperti sate bandeng, abon, hingga kerupuk tulang bandeng kini telah dikenal di Malaysia, Singapura, Thailand, dan Korea Selatan.
Melihat potensi besar yang dimiliki, Midah kemudian mendirikan PT Bilvie Jaya Mandiri dengan merek dagang Bilvie Food, menjadikannya bukan hanya pelaku UMKM lokal, tetapi juga simbol keberhasilan perempuan Indonesia yang mampu bersaing di pasar global.
Prestasi yang Menginspirasi
Kisah perjalanan Midah Dahmalia yang berliku ternyata banyak menorehkan prestasi, antara lain:
- Juara 1 penjualan online terbaik dari Bank Indonesia
- Juara 2 inovasi produk terbaik dari BRI
- Juara 1 UMKM terbaik tingkat Kota Serang
- Unit pengolahan ikan terbaik di Provinsi Banten
- Juara 2 tingkat nasional Festival Kuliner Nusantara
- Penghargaan sebagai pelopor wirausaha muda (tahun 2015)
Kini, dengan posisi PT Bilvie Jaya Mandiri dan merek Bilvie Food yang makin dikenal, Midah terus ingin memperluas jangkauan ekspor ke Asia dan bahkan ke Timur Tengah.
Kisah Midah adalah bukti bahwa dari latar belakang sederhana dan tantangan besar, seseorang dengan visi yang jelas dan semangat pantang menyerah bisa meraih capaian luar biasa. Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama untuk para perempuan dan juga alumni Al Muslim, agar terus berani bermimpi dan berkarya.

