Matematika sering kali dianggap pelajaran yang menegangkan bagi sebagian siswa sekolah dasar. Banyak yang menganggapnya sulit karena berurusan dengan angka dan rumus yang tampak rumit. Namun, seorang guru hebat tahu bahwa tugasnya bukan sekadar mengajarkan angka, tetapi membantu siswa menemukan makna di baliknya. Melalui semangat “GTK Hebat, Indonesia Kuat,” guru berusaha menghadirkan pembelajaran yang tidak hanya membuat siswa memahami konsep matematika, tetapi juga menanamkan nilai karakter yang positif dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah pembelajaran pecahan dengan kegiatan kreatif bertema “Berbagi Makanan dengan Pecahan.”

Pembelajaran ini berawal dari keinginan untuk mengubah cara pandang siswa terhadap pecahan. Biasanya, materi ini diajarkan dengan angka di papan tulis atau potongan gambar di buku, sehingga terasa jauh dari kehidupan nyata. Guru kemudian mencoba menghadirkan pengalaman belajar yang lebih dekat dengan keseharian siswa. Kegiatan dimulai dengan percakapan ringan tentang makanan favorit mereka, seperti kue, pizza, donat, dan cokelat. Hal ini dilakukan sebagai jembatan untuk masuk ke konsep pecahan. Guru mengulas kembali arti pecahan sederhana seperti setengah, sepertiga, dan seperempat dengan cara yang mudah dipahami.

Setelah pemahaman dasar itu diperkuat, guru mengumumkan bahwa hari itu siswa akan melakukan proyek mini: membuat poster digital tentang berbagi makanan menggunakan Canva. Tujuannya bukan hanya agar siswa paham pecahan, tetapi juga belajar bahwa berbagi harus dilakukan dengan adil. Guru menjelaskan bahwa pembelajaran kali ini memiliki tiga tujuan utama: menunjukkan pemahaman tentang pecahan melalui contoh makanan, mengembangkan kreativitas melalui desain poster digital, dan menumbuhkan sikap peduli serta adil dalam berbagi.

Dengan antusias, siswa mulai memilih makanan kesukaannya dan memikirkan bagaimana membaginya untuk teman terdekat menggunakan konsep pecahan. Ada yang membayangkan membagi pizza menjadi empat potong, ada yang memikirkan semangka yang dibagi untuk empat teman, dan ada pula yang membuat cerita kecil tentang membagi pancake bersama keluarga. Semua ide itu kemudian dituangkan ke dalam poster digital berwarna cerah di aplikasi Canva. Mereka bebas menambahkan gambar, tulisan, dan kalimat motivasi seperti “Berbagi itu membuat bahagia” atau “Adil dalam berbagi adalah bentuk sayang.”

Kegiatan ini bukan hanya melatih pemahaman matematika, tetapi juga mengembangkan berbagai keterampilan penting abad ke-21. Siswa belajar berpikir kreatif, mengoperasikan perangkat digital, sekaligus belajar menyampaikan ide dengan cara visual yang menarik. Ketika tiba saatnya mempresentasikan hasil karya mereka di depan kelas, suasana menjadi hangat dan penuh semangat. Satu per satu siswa menjelaskan konsep pecahan yang digunakan dalam posternya serta pesan moral yang ingin disampaikan. Saling tepuk tangan dan senyum menghiasi ruang kelas, sebuah bukti bahwa belajar bisa menjadi pengalaman yang menggembirakan.

Lebih dari sekadar tugas akademik, kegiatan ini menjadi ruang untuk menumbuhkan karakter. Siswa menyadari bahwa berbagi makanan secara adil adalah wujud kepedulian terhadap sesama. Mereka memahami bahwa konsep pecahan tidak hanya hidup di buku pelajaran, tetapi juga hadir dalam tindakan nyata di kehidupan sehari-hari. Gurupun merasakan kepuasan tersendiri ketika melihat siswa mampu menghubungkan ilmu dengan nilai-nilai kehidupan.

Pembelajaran ini menjadi bukti nyata bahwa guru hebat adalah penggerak perubahan di ruang kelas. Dengan kreativitas, guru mampu mengubah pelajaran yang awalnya terasa sulit menjadi kegiatan yang menyenangkan, bermakna, dan berkarakter. Melalui kegiatan “Berbagi Makanan dengan Pecahan,” siswa tidak hanya belajar tentang angka, tetapi juga belajar tentang keadilan, empati, dan kebahagiaan dalam berbagi.

Ketika siswa belajar dengan hati, dan guru mengajar dengan semangat untuk menginspirasi, maka lahirlah generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat secara moral. Di tangan GTK Hebat, matematika bukan lagi sekadar hitung-hitungan, melainkan media untuk membangun manusia yang peduli, kreatif, dan berjiwa berbagi. Dari kelas sederhana inilah, semangat “GTK Hebat, Indonesia Kuat” benar-benar hidup, karena pendidikan sejati adalah tentang membentuk karakter, bukan sekadar menguasai rumus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *