Untuk mencapai kualitas pendidikan yang tinggi dan merata bagi setiap individu, dibutuhkan gotong royong dan sinergi aktif dari seluruh elemen masyarakat dan bangsa. Sekolah tidak bisa berdiri sendiri mendidik putra-putri bangsa. Mengapa? Karena sejatinya pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru dan sekolah. Pendidikan bukan sekedar transfer ilmu dari guru kepada murid. Pendidikan jauh lebih tinggi dari sekedar menimba ilmu. Bahkan, pada dasarnya, pendidikan paling utama hadir di keluarga.
Bagaimana orang tua mengajarkan putra putri mereka dari dalam kandungan sang ibunda, berlanjut ke masa emas anak-anak dimulai dari 0 hingga usia 7 tahun, naik tingkat menjadi masa kanak-kanak mereka di usia Sekolah Dasar, dunia remaja yang penuh drama di usia SMP, hingga menginjak usia awal menuju dewasa di masa SMA atau SMK. Semua pendidikan mereka berawal dan berakar dari rumah, dari keluarga, dan yang tak kalah berpengaruh adalah didikan lingkungan.
Maka tidaklah meninggi ketika kita mengatakan bahwa butuh partisipasi semesta untuk mendukung pendidikan yang bermutu bagi putra putri kita. Lalu, bagaimana dengan Yayasan Al Muslim yang menaungi 7 tingkat pendidikan mulai dari PG, TK, SD, SMP, SMA, SMK, hingga STMIK? Apakah sekolah al muslim sudah melibatkan berbagai pihak untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan di semua level? Siapa saja pihak yang berkolaborasi untuk membantu majunya pendidikan di Yayasan Al Muslim? Mari kita lihat empat kontributor utama pendukung pendidikan bermutu.
1. Orang Tua atau Wali Murid
Sebagai yayasan yang sudah berdiri selama lebih dari 46 tahun, al muslim sudah melibatkan berbagai pihak untuk mendukung proses pembelajaran dan pendidikan yang bermutu. Orang tua tentu menjadi pendukung utama dari pendidikan di al muslim. Tanpa dukungan mereka, mustahil al muslim bisa berjalan dengan gagah dan tegak. Apa saja yang bisa orang tua berikan kepada sekolah? Pertama, orang tua terlibat penuh dalam memantau perkembangan belajar putra putri mereka dengan selalu hadir dalam pembagian raport, baik tengah semester maupun akhir semester dan akhir tahun. Kehadiran orang tua dalam setiap pembagian raport menjadi pertanda bahwa sekolah dan orang tua saling memantau perkembangan pendidikan yang dicapai oleh murid-murid kita. Selain pembagian raport, orang tua pun selalu hadir dalam kegiatan sosialisasi program sekolah sehingga orang tua mengetahui apa saja kegiatan yang akan diikuti oleh putra putri mereka dan dapat memberikan masukan dan saran yang membangun.
2. Masyarakat umum
Sekolah tentu tidak pernah berdiri sendirian. Ia akan selalu ada di tengah-tengah lingkungan masyarakat dan penduduk setempat, seperti halnya sekolah al muslim yang terletak di tengah-tengah pemukiman masyarakat yang majemuk. Keberadaan mereka menjadi salah satu pendukung berhasilnya pendidikan di sekolah al muslim. Lalu apa yang bisa mereka lakukan? Masyarakat dapat mendukung pendidikan dengan menjadikan lingkungan mereka aman, tentram, dan damai. Murid-murid merasa aman berada di lingkungan luar sekolah, baik untuk kegiatan pembelajaran di luar kelas, maupun penelitian ilmiah, atau hanya sekedar bermain dan berolahraga dengan berbaur bersama masyarakat sekitar.
3. Dunia usaha dan industri
Pelaku usaha dan industri menjadi tonggak penting dalam mendukung pendidikan bermutu. Kehadiran mereka di lingkungan sekolah mampu memberi warna dalam proses pembelajaran. Secara umum pelaku usaha dan industri pasti akan menghasilkan produk baik berupa makanan/minuman maupun barang. Mereka akan sangat membantu sekolah dengan menyediakan produk makanan/minuman yang sehat dan layak dikonsumsi oleh murid-murid sekolah. Karena menjaga kesehatan menjadi hal utama dalam kehidupan. Tentu kita tidak asing dengan slogan “men sana in corpore sano”; dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Maka, memastikan asupan makanan dan minuman yang sehat menjadi tanggung jawab para pelaku usaha dan industri.
Selain itu, untuk tingkat SMK, peran dunia usaha dan industri menjadi krusial sebagai rekanan dalam program Pengenalan Dunia Usaha (PDU) dan Praktik Kerja Industri (Prakerin). Siswa SMK melaksanakan program PDU di kelas X dengan mencari UMKM yang ada di lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah mereka. Siswa belajar banyak hal dari para pelaku usaha seperti awal mula membuka usaha, modal awal, proses produksi, hingga omset yang didapatkan. Dalam waktu seminggu, siswa mengambil banyak ilmu dari pelaku usaha atau UMKM. Sementara itu, program Prakerin dilaksanakan di kelas XI semester genap. Untuk Prakerin, siswa mencari perusahaan atau institusi yang sesuai dengan kompetensi kejuruan siswa yaitu Teknik Komputer Jaringan, Multimedia, dan Akuntansi. Berbeda dengan PDU, siswa belajar budaya kerja dan bahkan membantu proses produksi selama menjalankan Prakerin selama tiga bulan. Kolaborasi dengan dunia usaha dan industri ini sangat mendukung tercapainya pendidikan yang bermutu dan mereka punya tanggung jawab besar menciptakan kontribusi yang positif dan berdaya guna.
4. Instansi Pemerintah
Pemerintah tentu tidak bisa lepas tangan dari proses pendidikan di Indonesia. Untuk itu keterlibatan instansi di bawah naungan pemerintah menjadi hal penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Di SMK Al Muslim sendiri, dukungan instansi kesehatan yaitu Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Tambun Selatan dan instansi kepolisian yaitu Polisi Sektor (Polsek) Tambun Selatan sudah terjalin sangat baik. Pihak dokter dari Puskesmas rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dua kali dalam kurun waktu 1 tahun. Siswa dicek kesehatan tubuh, gigi, dan mata. Jika ada yang perlu rujukan, maka siswa akan diminta untuk datang langsung ke Puskesmas. Sementara itu, pihak Polsek telah memberikan sosialisasi terkait bahaya narkotik dan obat-obat terlarang dan juga memberikan wejangan terkait kenakalan remaja yang semakin marak. Kehadiran dan dukungan pihak puskesmas dan polsek menjadi angin segar untuk tercapainya pendidikan yang bermutu bagi semua anak bangsa.
Pada intinya, pendidikan bukan hanya tugas dan tanggung jawab guru dan sekolah. Pendidikan membutuhkan partisipasi semesta untuk mencapai tujuannya yaitu bermutu dan menggembirakan. Pendidikan bukan melulu tentang kemampuan akademis (intelektual) atau ilmu pengetahuan, namun lebih luas jangkauannya yaitu mencakup kemampuan sosial emosional dan kemampuan spiritual. Pendidikan bukan sekedar kata-kata tak bermakna tetapi transformasi jiwa, bekal hidup, dan investasi terbaik bagi peradaban bangsa.