Setiap tahun, Yayasan Al Muslim selalu melahirkan lulusan yang berprestasi dan menginspirasi. Mereka bukan hanya sukses di dunia kerja, tetapi juga menjadi teladan dalam ketekunan, tanggung jawab, dan semangat pantang menyerah.
Pada kesempatan kali ini, saya mencoba menghadirkan kisah inspiratif dari salah satu alumni hebat kita yaitu Winda Auliana Putri, lulusan SMK Al Muslim jurusan Akuntansi tahun 2017, yang kini sukses meniti karier di perusahaan nasional. Yuk, kita simak bagaimana perjalanan Winda membuktikan bahwa anak muda Indonesia bisa hebat dari mana pun mereka berasal!
Sejak duduk di bangku SMK Al Muslim, Winda dikenal sebagai siswa yang aktif dan suka belajar lewat praktik. Ia tidak menyangka bahwa langkah kecil setelah lulus akan membawanya ke dunia industri makanan berskala nasional.
“Awalnya saya cuma ingin punya pekerjaan tetap. Tapi lama-lama saya tertarik dengan dunia manufaktur. Saya belajar tentang proses produksi, alur kerja, sampai kontrol kualitas. Dari situ saya mulai jatuh cinta pada bidang ini,” kenang Winda. Dari posisi admin, Winda terus mengasah kemampuan dan berani mengambil peluang. Ketika ada kesempatan promosi menjadi supervisor, ia tidak ragu mencoba. Keberaniannya itu berbuah manis, hingga kini ia dipercaya menjadi Manager Quality Control (QC) di perusahaan Aice, merek es krim yang tentu sudah tak asing di telinga kita.
Perjalanan karier Winda tentu tidak selalu mudah. Ia harus menyesuaikan diri dari bidang akuntansi ke teknologi pangan, dua dunia yang sangat berbeda.
Belum lagi ritme kerja pabrik yang cepat dan penuh tekanan, serta tantangan berkomunikasi dengan atasan ekspatriat dari China.
Namun, semua rintangan itu tidak membuatnya menyerah. “Saya sadar, kalau tetap di zona nyaman, hidup saya tidak akan banyak berubah,” katanya. Di tengah padatnya tanggung jawab pekerjaan, Winda juga melanjutkan kuliah S1 Teknologi Pangan agar ilmunya sejalan dengan bidang yang ia jalani. Ia pun menyeimbangkan peran sebagai istri, karyawan, dan mahasiswa aktif, sesuatu yang tentu tidak mudah.
“Capek pasti, tapi saya ingin bantu keluarga dan membuat hidup mereka lebih baik. Itu yang bikin saya tetap kuat,” ujarnya penuh semangat.
Jika ada prinsip hidup yang paling Winda pegang, itu adalah “jadi orang baik, tapi juga kuat.”
Menurutnya, kebaikan tanpa kekuatan bisa mudah goyah. “Kita harus bisa bertahan, karena dunia kerja tidak selalu ramah. Tapi kalau kita tetap jujur dan bekerja dengan hati, hasilnya akan mengikuti,” ujarnya. Bagi Winda, kegagalan bukan akhir, melainkan guru terbaik. Ia mengakui pernah menangis karena tekanan dan lelah, tapi justru di situlah dirinya ditempa.
“Lebih baik gagal karena mencoba, daripada tidak pernah tahu sejauh apa kita bisa,” tambahnya.
Untuk adik-adik di Al Muslim, Winda punya pesan yang sangat berharga:
“Jangan tunggu semuanya siap untuk mulai. Kadang kesiapan itu muncul setelah kamu melangkah. Capek itu wajar, ragu juga manusiawi, tapi jangan biarkan takut bikin kamu berhenti.” Ia juga mengingatkan untuk tetap rendah hati ketika sukses.
“Ingat, kamu nggak pernah benar-benar jalan sendiri. Ada guru, teman, dan keluarga yang mendukung dari awal,” katanya.
Bagi Winda, sukses bukan hanya tentang jabatan tinggi atau gaji besar.
“Sukses itu ketika aku bisa hidup sesuai tujuan, tetap punya waktu untuk keluarga, dan bisa bangga sama diriku hari ini, tanpa berhenti belajar,” tuturnya. Kini, Winda ingin dikenang sebagai seseorang yang tetap melangkah meski jalannya tidak selalu mudah, namun selalu ceria dan percaya bahwa hari baik pasti datang.
Kisah Winda adalah bukti bahwa Alumni Al Muslim mampu bersinar di mana pun berada.
Dengan bekal pendidikan, semangat pantang menyerah, dan nilai-nilai kehidupan yang diajarkan di sekolah, Winda menunjukkan bahwa kerja keras akan selalu membuahkan hasil. Dari ruang kelas SMK Al Muslim hingga ruang rapat perusahaan nasional, langkah Winda membuktikan satu hal sederhana tapi kuat: “Pemuda Hebat, Indonesia Kuat.” Karena setiap langkah kecil menuju mimpi, sekecil apa pun, adalah bagian dari kekuatan besar untuk memajukan bangsa.

“Hidup tidak harus sempurna untuk tetap layak diperjuangkan.”
— Winda Auliana Putri, Alumni SMK Al Muslim 2017
