
Di pinggiran kota yang damai terdapat sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang Pendidikan. Al Muslim adalah nama dari Yayasan Pendidikan itu. Terdapat berbagai jenjang Pendidikan mulai dari Pendidikan usia dini, TK, Sd, SMP, SMA SMK sampai STMIK dalam Yayasan Al Muslim.
Muthia Belladina adalah dari salah satu siswa yang menjadi bagian dari Pendidikan jenjang SD, dengan nama panggilan Mutia. Dia siswa kelas 2 SD yang dikenal sebagai siswa yang ramah dan selalu riang. Di dalam kelas dia mempunyai banyak teman karena keramahannya. Ada satu yang hal yang membuatnya sangat bersemangat , yaitu ketikan menyaksikan pertunjukan tarian. Gerak lembut para penari, alunan musik gamelan dan warna-warni kostum membuat hati Mutia berbunga-bunga.
Berbagai kegiatan belajar diluar jam sekolah menjadi salah program yang diajarkan di Yayasan Al muslim yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler. Dalam kegiatan ekstrakurikuler anak-anak dapat mengikuti kegiatan yang mendukung bakat dan minat yang dimiliki.
Dengan Langkah yang mantap mutia mendaftarkan diri mengikuti ekskul tari, mekipun dia baru duduk di bangku sekolah dasar. Namun baru masuk ekskul beberapa kali pertemuan Mutia putus asa katanya ternyata menari itu sulit. Di balik kesulitan yang dirasakan Mutia , akhirnya Mutia Menemukan keasyikan tersendiri dalam setiap gerakan.
Waktu demi waktu berlalu, Mutia mulai beradaptasi dan terbiasa dengan gerkan-gerakan tari. Dia Menemukan cinta dalam seitap gerakan tangan, langkah kaki dan ekspresi senyuman yang dismapikan melalui tarian. Setiap sore , ia berlatih di depan cermin kecil di kamarnya, di mana adiknya kadang menyaksikan sambil bertepuk tangan.
Suatu ketika , sekolah berpartisipasi dalam lomba tari antar sekolah dasar di tibgkat kecamatan. Mutia terpilih menjadi salah satu penari . Ia merasa sangat bersemangat. Mutia dan tim tampil di atas panggung dengan Langkah yang mantap, senyum yang tulus dan mata yang bersinar cerah. Setelah diumumkan juara, kelompok Mutia dan timnya meraih juara satu. Namun yang membuat Mutia Bahagia bukanlah trophi, melainkan kepercayaan diri yang tumbuh dalam dirinya.
Tak terasa pertunjukan demi pertunjukan tari , lomba demi lomba tari telah Mutia ikuti selama duduk di bangku sekolah dasar. Banyak trophi yang menjadi koleksi Mutia di rumahnya.
Namun , ketika Mutia melanjutkan Pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dia harus dengan berat hati untuk meninggalkan kegiatan menari yang sangat dia senangi, karena Mutia harus melanjutkan sekolah ke sebuah pesantren di daerah Bogor.
Begitu juga ketika melanjutkan sekolah menengah atas, dia juga tidak bisa beraktivitas dengan kegiatan menari yang sangat dia senangi. Diahkir Pendidikan sekolah menengah atas, dia mendapat undangan dari sebuah perguruan tinggi negeri tepatnya univ Padjajaran Fakultas Kedokteran Gigi. Disinilah Mutia mulai mengaktifkan diri lagi dengan kegiatan tarinya. Dia mengikuti salah satu unit kegiatan mahasiswa di bidang tari.
Waktu begitu cepat berlalu. Mutia terlelap dalam berbagai aktivitas di kampusnya, selain menyelesaikan perkuliahan di fakultas kedokteran gigi, dia aktif dalam kegiatan mahasisnya yaitu menari. Mutia sangat antusias ketika mempelajari makna dibalik setiap gerakan , filosofi tari, dan cara mengekspresikan cerita melalui tubuh. Perjalanan ini tidak mudah, tapi harus pandai membagi waktu antara kegiatan di perkuliahan dan kegiatan mahasiswa yang dipilih, dengan semanat yang tak pernah padam.
Suatu hari kampus tempat Mutia meraih semua mimpinya, mendapat kesempatan mengikuti undangan pertukaran budaya antar bangsa dari beberapa negara Eropa, tepatnya di Polandia. Mutia salah satu mahasiswa yang terpilh menjadi perwakilan kampusnya .
Dengan semangat yang membara , Mutia bersama teman timnya mulai mempersiapakan tarian yang akan ditampilkan untuk pertukaran budaya antar negara. Meskipun kakinya terasa lelah namun hatinya penuh kebahagiaan demi sebuah mimpi yang mulai menjadi kenyataan.
Beberapa bulan kemudian , Mutia dan tim berangkat ke Polandia. Di sana mereka menampilkan beberapa tari daerah Indonesia. Suara tepuk tangan dari penonton menggema setelah penampilannya . Saat berdiri di atas panggung dengan bendera Merah-Putih dibelakangnya , Mutia teringat masa kecilnya ketika di bangku sekolah dasar, cermin kecil di rumah.
Kini Mutia telah tumbuh menjadi soerang gadis yang berhasil dan sukses di masa remaja. Dia telah berhasil lulus dari Fakultas Kedokteran dan menjadi dokter gigi yang pandai menari. Kadang-kadang impian besar memang dimulai dari Langkah-langkah kecil, dari ruang kelas yang sederhana, dari keberanian untuk mencoba, serta dari hati yang tulus.
